Jubir Kampanye Tim Nasional Jokowi-Ma'ruf Ruhut Sitompul (kanan) saat menjadi pembicara dalam diskusi Polemik di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (17/11/2018). Dalam diskusi ini membahas tema "Narasi Gaduh, Politik Kisruh", dimana kedua pasangan capres melakukan berbagai manuver dengan tujuan untuk mencari popularitas. Masa kampanye Pilpres 2019 sudah berjalan selama satu setengah bulan, capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi lebih menjual sensasi daripada gagasan yang akan dijalankan apabila terpilih dalam pemilihan presiden. | AKURAT.CO/Sopian
AKURAT.CO, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ruhut Sitompul, mengatakan seharusnya Sudirman Said bersyukur karena pernah diangkat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral oleh Presiden Joko Widodo.
Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu, kata Ruhut Sitompul di reshuffle karena tak memiliki prestasi. Maka dari itu, kata Ruhut seharusnya Sudirman Said malu dengan kelakuannya akhir-akhir ini.
"SS (Sudirman Said) harus bersyukur kepada Yang Maha Kuasa Tuhan diberikan kesempatan menjadi pembantu Presiden Bapak Joko Widodo Menteri SDM, sayang karena tidak punya prestasi yang baik dicopot“ Mestinya harus malu dengan kelakuannya yang sangat memalukan akhir-akhir ini karena sudah pernah diberi kesempatan” merdeka," tulis Ruhut di Twitter @Ruhutsitompul, Jumat (22/2/2019).
Sebelumnya, Sudirman Said membongkar adanya pertemuan rahasia antara Jokowi dengan Presiden Freeport McMoran, James R Moffet di Indonesia.
Tujuan dari pembeberan ini dilakukan karena selama ini dirinya dituding sebagai orang yang melakukan perpanjangan izin operasi kegiatan Freeport.
Kemudian, Juru Bicara TKN, Arya Sinulingga, menilai Sudirman Said telah melakukan pembohongan publik. "Saya bisa katakan Sudirman Said lakukan pembohongan. Jadi kalau bisa saya katakan, Pak Dirman ini cari sensasi dan membuat salah satu skandal saja," kata Arya Sinulingga, di Posko Cemara 19, Menteng, Jakarat Pusat, Kamis (21/2/2019).
Pernyataan Sudirman, kata dia, bisa dilihat dalam sejumlah wawancara dengan media televisi atau media online. Wawancara itu, kata dia, terjadi pada tahun 2015 ketika Sudirman masih menjadi menteri ESDM.
"Untung ada Pak Jokowi. Tekanan-tekanan yang dibuat Pak Jokowi terhadap kontrak kerja yang disiapkan Pak Dirman yang akhirnya kita bisa ambil saham Freeport sampai 51 persen," pungkas Arya.
Comments
Post a Comment